Jerami padi merupakan limbah pertanian yang melimpah dan berpotensi sebagai pakan ternak alternatif. Namun, jerami mentah memiliki kandungan serat tinggi dengan nilai nutrisi rendah. Solusinya adalah dengan cara buat fermentasi jerami organik yang dapat meningkatkan kualitas nutrisi hingga tiga kali lipat. Teknik ini juga sangat cocok diterapkan bersamaan dengan cara buat fermentasi jerami sistem tertutup.
Manfaat Fermentasi Jerami Organik
Sebelum mempelajari cara buat fermentasi jerami organik, penting memahami manfaatnya.
- Meningkatkan kandungan protein dari 5% menjadi 18%, membuat jerami lebih mudah dicerna,
- Tahan disimpan hingga enam bulan.
- Meningkatkan nafsu makan dan pertumbuhan.
- Mengurangi kandungan lignin yang sulit dicerna.
- Meningkatkan energi metabolisme.
- Menekan pertumbuhan jamur dan bakteri patogen yang merugikan kesehatan ternak.
Cara Buat Fermentasi Jerami Organik dengan Probiotik
Bahan yang Dibutuhkan
- 1 ton jerami padi segar
- Probiotik (Probion/Starbio/EM4) 2,5 kg
- Urea 2,5 kg
- Air secukupnya
- Molase/gula merah 6 kg (opsional)
Langkah Pembuatan
1. Persiapan Jerami
Cacah jerami menjadi potongan kecil berukuran 3-5 cm menggunakan golok atau mesin pencacah. Pastikan jerami masih segar dengan kadar air sekitar 60%. Pencacahan sangat penting agar fermentasi berlangsung merata dan lebih cepat.
2. Menyiapkan Larutan Probiotik
Larutkan probiotik dan urea dalam air secukupnya, sekitar 200-300 liter untuk 1 ton jerami. Jika menggunakan molase atau gula merah, campurkan juga ke dalam larutan untuk mempercepat pertumbuhan mikroorganisme pengurai. Aduk hingga merata dan pastikan semua bahan larut sempurna. Molase berperan sebagai sumber energi bagi mikroorganisme sehingga proses fermentasi lebih optimal.
3. Proses Pelapisan
Siapkan tempat fermentasi di lokasi teduh yang terlindung dari hujan dan sinar matahari langsung. Bentangkan terpal atau plastik tebal sebagai alas untuk mencegah kontaminasi dari tanah. Tebar jerami cacahan dengan ketebalan 20-30 cm, lalu siram dengan larutan probiotik hingga merata menggunakan sprayer atau gembor. Pastikan setiap bagian jerami terkena larutan. Ulangi lapisan hingga mencapai tinggi maksimal 3 meter untuk efisiensi ruang.
4. Pemadatan dan Penutupan
Injak atau padatkan setiap lapisan jerami agar tidak ada rongga udara yang dapat menghambat proses fermentasi anaerob. Pemadatan yang baik akan menghasilkan kondisi kedap udara yang ideal bagi mikroorganisme pengurai. Tutup rapat menggunakan terpal atau plastik kedap udara.
5. Masa Fermentasi
Diamkan selama 15-21 hari agar proses fermentasi optimal. Suhu ideal fermentasi berkisar 40-50 derajat Celcius. Pada hari ketiga hingga kelima, suhu akan naik mencapai puncaknya kemudian berangsur turun. Ciri jerami yang berhasil difermentasi adalah berwarna cokelat keemasan, tekstur lebih lunak, dan berbau harum seperti tape atau aroma asam segar. Hindari membuka tutupan selama proses berlangsung.
Cara Buat Fermentasi Jerami Organik dengan EM4
Alternatif cara buat fermentasi jerami organik menggunakan EM4 lebih praktis dengan hasil efektif dalam 15 hari. Berikut langkahnya:
- Siapkan 100 kg jerami cacahan
- Campurkan 500 ml EM4 dengan 2 liter air dan 2 kg gula merah
- Siram larutan ke jerami sambil diaduk merata hingga kadar air mencapai 60%
- Masukkan dalam drum plastik atau tong besar
- Padatkan dan tutup rapat
- Fermentasi selama 15 hari di tempat teduh
Pengeringan dan Penyimpanan
Setelah fermentasi selesai, buka tutup fermentasi secara bertahap untuk menghindari perubahan suhu mendadak. Jemur jerami di bawah sinar matahari hingga kadar air mencapai 12-14%. Proses pengeringan membutuhkan waktu 2-3 hari tergantung intensitas sinar dan cuaca. Simpan jerami fermentasi kering di tempat kering, sejuk, dan memiliki sirkulasi udara baik. Gunakan karung atau wadah tertutup untuk menjaga kualitas dan mencegah kontaminasi.
Kesimpulan
Cara buat fermentasi jerami organik merupakan solusi cerdas memanfaatkan limbah pertanian menjadi pakan ternak berkualitas tinggi. Dengan proses fermentasi yang tepat, jerami dapat menjadi alternatif pakan yang ekonomis, bergizi tinggi, mudah disimpan, dan disukai ternak.
Peternak dapat memilih metode fermentasi sesuai ketersediaan bahan dan kebutuhan skala usaha. Teknik ini tidak hanya menghemat biaya pakan hingga 40% tetapi juga mendukung pertanian berkelanjutan dengan memanfaatkan limbah secara optimal untuk meningkatkan produktivitas dan kesehatan ternak.